Friday, August 31, 2018

RELEVANSI FILSAFAT, ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT PENGETAHUAN, DAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren tentang seluruh kenyataan. Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “cinta akan nikmat” atau “cinta akan pengetahuan”. Orang filsuf adalah seorang pencinta, pencari (philos) hikmat atau pengetahuan (Sophia). Kata Philosopos diciptakan untuk menekankan sesuatu. Awalnya bangsa Yunani dan bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini dipengaruhi oleh para dewa. Karenanya para dewa harus dihormati dan sekaligus ditakuti kemudian disembah. Dengan filsafat, pola pikir yang selalu bergantung pada dewa diubah menjadi pola pikir yang bergantung pada rasio. Kejadian alam, seperti gerhana tidak lagi dianggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan, dan bumi berada pada garis yang sejajar, sehingga bayangan-bayangan bulan menimpa sebagai permukaan bumi.
Saat ini manusian sibuk dengan kehidupannya sendiri. Banyak manusia tidak memikirkan manusia lain. Mereka memilih untuk menjadi manusia individualism. Manusia pada zaman ini juga buta akan uang, lupa akan etika yang baik dan benar. Mereka percaya bahwa permasalahn di dalam hidup mereka dapat diselesaikan dengan usaha instan dan teknologi yang mereka miliki. Mereka tidak menyadari kepentingan keberadaan filsafat.
Filsafat memiliki sejarah yang panjang. Filsafat lebih tua daripada semua ilmu dan kebanyakan agama. walaupun demikian, filsafat bagi banyak orang merupakan sesuatu yang kabur, sesuatu yang kelihatannya tidak berguna, tanpa metode, tanpa kemajuan, dan penuh perselisian pendapat.
Banyak orang yang tidak menyadari betapa pentingnya ilmu filsafat dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu  kesulitan untuk mencari ketenangan hidup. Jika mereka mengetahui juga belum tentu menggunakannya karena mereka pasti malas dan takut atau tidak mengetahui kebenarannya. Sebenarnya solusi dari masalah kita, bisa dicari dan diselesaikan. Banyak solusi-solusi begitu dekat dengan diri kita, tidak jauh dari kita. Orang-orang Barat itu bagaikan orang yang sedang haus lalu minum dari kubangan penuh lumpur, yang letaknya di tepi sungai yang airnya melimpah, segar, bersih, dan tenang. Entah orang itu tidak menyadari keberadaan sungai itu, atau mereka tidak tahu bahwa mereka bisa meminum air sungai itu. Lumpur itu melambangkan ‘solusi-solusi semu’ tersebut. Sungai melambangkan filsafat.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas kami merumuskan pokok persoalan yaitu sebagai berikut :
1.      Bagaimana perbedaan antara filsafat, ilmu pengetahuan, filsafat ilmu pengetahuan?
2.      Bagaimana relevansi antara filsafat, ilmu pengetahuan, filsafat ilmu pengetahuan?
3.      Bagaimana sifat-sifat ilmu pengetahuan dan pengetahuan?
C.      Tujuan dan Manfaat
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1.      Untuk mengetahui perbedaan filsafat, ilmu pengetahuan, filsafat ilmu pengetahuan.
2.      Untuk memahami filsafat, ilmu pengetahuan, filsafat ilmu pengetahuan.
3.      Mampu menambah wawasan bagi kami dan pembaca makalah ini.


BAB 2
PEMBAHASAN

1.      FILSAFAT
I.                    DEFINISI FILSAFAT
Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat ekstensial artinya sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari hari . Bahkan , dapat dikatakan filsafat lah yang menjadi motor penggerak kehidupan kita sehari hari sebagai manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam bentuk suatu masyarakat atau bangsa.[[1]] Filsafat dalam  bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas duakata: philos (cinta) atau philia(persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis,inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan ataukebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai philosophos (filosof) dalam pengertian pencinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan arabisasi yang berarti pencarian yang dilakukan oleh para filosof. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya.[[2]]
Secara etmologi filsafat berarti cinta akan kebenaran ; suatu dorongan terus menerus , suatu dambaan untuk mencari dan mengejar kebenaran . Tetapi, dalam pengertian ini, yang pertama tama mau diungkapkan adalah bahwa filsafat adalah sebuah upaya, sebuah proes, sebuah pencarian sebuah quest, sebuah perburuan tanpa henti akan kebenaran.
Filsafat juga dapat diartikan adalah upaya untuk memahami ide konsep, filsafat lalu dilihat pula sebagai “pemikiran tentang pemikiran “  atau “berpikir tentang berpikir”.
secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembanganmya ilmu semakin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. sementara ilmu terus mengembangkan diriya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian filsafat ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.[3]



              II. FILSAFAT MENURUT PARA AHLI
                                   Kerana luasnya lingkungan pembahasan ilmu filsafat, maka tidak akan mustahil
                       kalau banyak di antara para filsafat memberikan definisinya secara berbeda-beda. Coba
                       perhatikan definisi-definisi ilmu filsafat dari filsuf Barat dan Timur di bawah ini:
    1. Plato (427 SM – 347 SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
    2. Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmua pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
    3. Marcus Tullius Cicero (106 SM – 43 SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
    4. Al-Farabi (meninggal 950 M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
    5. Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu: "apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika);"apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika); "sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi).
    6. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
    7. Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.[4]
2. ILMU PENGETAHUAN
DEFINISI ILMU PENGETAHUAN
Istilah ilmu atau science merupakan suatu kata yang sering diartikan dengan berbagai makna, atau mengandung lebih dari satu arti. Science dalam arti sebagai natural science, biasanya dimaksud dalam ungkapan “sains dan teknologi”. dalam kamus istilah ilmiah dirumuskan pengertian science and technology sebagai “The study of the natural sciences and the application of the knowledge for practical purpose”, yang artinya adalah penelaahan dari ilmu alam dan penerapan dari pengetahuan ini untuk maksud praktis.[[5]]
Jadi secara etimologis bahwa ilmu dan science adalah pengetahuan yang mempunyai ciri ciri dan syarat syarat khusus.       
Ilmu pengetahuan dilihat sebagai upaya untuk menjelaskan hubungan antara berbagai hal dan peristiwa dalam alam semesta ini secara sistematis dan rasional. Ilmu pengetahuan bisa dikatakan sebagai pengetahuan metodis, sistematis dan koheren. (bertalian) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan.
Perkembangan ilmu pengetahuan : pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu termasuk kedalamnya adalah ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Ilmu pengetahuan memiliki syarat-syarat yaitu :
1.      Objektif (dalam hal mengkaji sesuatu objek yang dicari haruslah sesuai kebenaran yakni penyesuaian antara objek dengan objektifnya).
2.      Metodis (metode tertentu yang harus dipakai dan biasanya merujuk kepada sebuah ilmiah).
3.      Sistematis (merupakan rangkaian sebab akibat dari syarat ilmu yang ketiga).
4.      Universal (sebuah kebenaran yang akan dicapai yakni yang tidak bersifat umum).[[6]]

3.FILSAFAT PENGETAHUAN 
           Pada umumnya pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, pemahaman, dan konsep yang dimiliki oleh manusia mengenai dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. sedangkan ilmu pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan lebih spontan sifatnya, sedangkan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan reflektif. Dengan demikian, pengetahuan jauh lebih luas dibanding dengan ilmu pengetahuan karena dalam ilmu pengetahuan mencakup segala sesuatu yang diketahui manusia tanpa perlu berarti telah dibakukan secara sistematis. Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan, dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu
Dengan  adanya perbedaan ini , telah menjelaskan bahwa tidak hanya  ada filsafat ilmu pengetahuan, melainkan juga ada filsafat pengetahuan. Pada garis besarnya, filsafat pengetahuan sangat berkaitan dengan usaha mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan manusia pada umumnya, yang terutama sangat menyangkut dengan gejala pengetahuan dan sumber pengetahuan manusia.
Filsafat pengetahuan atau lebih sering disebut epistemology ini terlihat kabur dengan filsafat ilmu, pengertian ilmu pengetahuan mungkin telah dijelaskan diatas. Namun, beralih pada pengetahuan susah untuk didefinisikan. Filsafat pengetahuan atau epistemology adalah salah satu dari bagian filsafat yang terdapat pada filsafat selain ontology dan aksiologi. Namun sebenarnya, epistemology sendiri muncul baru-baru ini. Meskipun sebenarnya persoalan muncul sudah sejak lama. Epistermology merupakan suatu awal mula perjalanan dari sebuah perjalanan petualangan ke filsafatan karena memberikan berbagai petunjuk untuk kita bisa masuk kedunia filsafat. Filsafata pengetahuan akan membahas mengenai apa sebenarnya pengetahuan itu? Lalu dengan apakah kita akan memiliki atau mendapatkan pengetahuan.[[7]]
Epistemologi atau filsafat pengetahuan adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mencoba memecahkan suatu dasar dari pengetahuan pengetahuan pengandai – andaian serta pertanggung jawaban atas pernyataan tentang pengetahuan yang dimiliki. Apa yang diketahui oleh seseorang, berarti penting adalah tergantung atas pengalaman pribadi sendiri, ia mengetahui apa yang ia lihat, yang ia dengar, apa yang telah dibaca, dana pa yang telah diberitahukan oyrang lain kepadanya telah dapat disimpulkan. Dalam bidang pengetahuan terdapat 3 persoalan pokok yaitu :
1.      Apakah sumber – sumber pengetahuan itu? Darimanakah pengetahuan yang benar itu dating dan bagaimana kita mengetahui? Ini adalah persoalan tentang “asal” pengetahuan.
2.      Apakah watak pengetahuan itu? Apakah ada dunia yang benar – benar diluar fikiran kita? Ini adalah persoalan tentang apa yang kelihatan segi reality.
3.      Apakah pengetahuan kita itu benar? Bagaimana kita dapat membedkan yang benar dan yang salah? Ini tentang mengkaji kebenaran.
Epistemology tidak hanya berurusan dengan pertimbangan atau pernyataan, tetapi epistemology juga berurusan dengan pertanyaan tentang dasar dari pertimbangan tersebut. Nilai kebenaran pertimbangan harus diputuskan berdasarkan evidensi (nyata atau jelas). Pada kehidupannya manusia selalu melihat masalah – masalah yang timbul, lalu menuturkan masalah itu dan mengamatinya denagn cermat, setelahnya mereka akan menghubung – hubungkan hasil pengamatannya itu. Contonya : Izaac Newton pada suara hari beliau duduk dibelakang rumahnya dan ketika itu beliau telah melihat sebuah apel yang terjatuh dari pohon. Beliau heran melihat mengapa apel itu bisa jatuh dari pohonnya dan tidak melayang diangkasa. Hal inilah yang mendorong untuk meneliti secara terus menerus hingga ditemukannya the low of gravitation dengan daya tarik bumi, maka benda yang memiliki bobot akan jatuh ke bumi.



3. FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Filsafat pengetahuan adalah cabang filsafat yang mempersoalkan dan mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Jadi yang dipersoalkan, misalnya, apa itu kebenaran? Apa metode ilmu pengetahuan? Manakah metode yang bisa digunakan? Apa kelemahan metode yang ada? Apakah itu teori? Apakah itu hipotesis?
            Berhubungan dengan persoalan diatas, ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai usaha untuk menjelaskan hubungan antara bebagai hal dan peristiwa dalam alam semesta. Ini secara sistematis dan rasional atau masuk akal. Berdasarkan uraian diatas , yang pertama pertama menjadi focus filsafat ilmu pengetahuan dalam seluruh pembicaraan kita disini adalah masalah metode ilomu pengetahuan. pembicaraan tentang metode ilmu pengetahuan akan sangat bermanfaat untuk mengerti bahwa ilmu pengetahuan tidak lebih dari salah satu cara untuk mengerti bagaimana budi kita bekerja. Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis dan imajinatif, tanpa imajinasi dan logika dari seorang kopernikus, suatu gagsan besar tentang heliosentrisme tidak akan muncul . Begitu juga halnya jika kita berbicara tentang ilmuwan ilmuwan lain. Metode metode ilmu pengetahuan adalah metode metode yang logis karena ilmu pengetahuan mempraktekan logika. namun selain logika temuan temuan dalam ilmu pengetahuan dimungkinkan oleh akal budi manusia yang terbuka pada realitas. Keterbukaan budi manusia pada realita itu disebut imajinasi. maka logika dalam imajinasi merupakan dua dimensi penting dari seluruh cara kerja ilmu pengetahuan.
Tugas filsafat ilmu pengetahuan adalah membuka pikiran kita untuk mempelajari dengan serius proses logis dan imajinatif dalam cara kerja ilmu pengetahuan. tak pernah kada kata imajinatif tanpa logika dalam ilmu pengetahuan. Keduanya akan berjalan bersamaan. Namun pendeketan pertama tidak lah cukup. Ilmu pengetahuan telah berkembang sebagai bagian dari hidup kita sebagai manusia dalam masyarkat. Dengan alasan itu, filsafat ilmu pengetahuan perlu mengarahkan diri selain pada pembicaraan tentang masalah.
Metode ilmu pengetahuan juga harus berbicara tentang hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat.
    Implikasi social dan etis dari ilmu pengetahuan akan dibicarakan dalam konteks ini .Topik yang dibacarakan disini antara lain adalah :
1.      Hubungan antara ilmu pengetahuan dengan life world.
2.      Antara ilmu pengetahuan dan politik
3.      Bagaimana harus membangun ilmu pengetahuan dalam masyarkat dan masalah moral berupa apakah ilmu pengetahuan bebas nilai atau tidak.[[8]]
Manfaat belajar filsafat ilmu pengetahuan 
berdasarkan uraian yang hingga sekarang masih sangat umum tentang filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan, kita dapat merumuskan beberapa manfaatnya:
1.      Sebagai mata kuliah filsafat, kuliah ini bersama kuliah filsafat lainnya, membantu mahasiswa untuk semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Ini lebih lagi berlaku dalam kaitan dengan filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan. Mahasiswa disini dituntut untuk tetap kritis terhadap berbagai macam teori dan pengetahuan ilmiah yang diperolehnya baik diruang kuliah maupun dari berbagai sumber yang dapat diperolehnya. Ini sangat penting karena seorang mahasiswa dicirikan terutama oleh sikap kritisnya, sikap tidak mudah percaya, sikap tidak mau menerima begitu saja berbagai teori, pendapat, pandangan dari mana saja, termasuk pandangan dan pendapatnya sendiri. Sikap ini harus dikembangkan terus menjadi sebuah cara hidup. Maka denan kuliah ini mahasiswa diajak untuk kembali menjadi filsuf, yaitu orang yang selalu meragukan dan mempertanyakan apa saja.
2.      Secara khusus kuliah ini berguna bagi calon ilmuwan dengan memperkenalkan mereka dengan metode ilmu pengetahuan yang kiranya sangat berguna bagi mereka dalam mencari ilmu pengetahuan, khususnya dalam melakukan penelitian ilmiah.

Lebh praktis sifatnya, yaitu untuk membantu ke mahasiswa tersebut kelak dikemudian hari. Manfaat ini sangat luas penerapannya dengan mempelajari filsafat pengetahuan dan ilmu pengetahuan khususnya.
1.      secara kerjailmu pengetahuan seseorang akan memperoleh manfaat yang besar sekali bagi kerjanya dikemudian hari. Sebagai contoh polisi, ahli hokum, wartawan, teknisi, ataupun manajer. Sesungguhnya inilah yang dipelajari dalam kaitan dengan filsafat ilmu pengetahuan yang terutama dipelajari dalam masing-masing ilmu untuk memecahkan persoalan dari sudut ilmu masing-masing. Sedangkan filsafat ilmu pengetahuan lebih melatih mahasiswa untuk mampu melihat masalah, mampu melihat sebabnya, apa akibatnya, dan apa solusinya.
2.      Salah satu aspek penting yang akan kita lihat dalam kuliah ini adalah bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya bersifat puritan elitis, melainkan juga prakmatis dalam pengertian, ilmu pengetahuan tidak hanya berhenti sekedar memuaskan rasa ingin tahu manusia melainkan juga bermaksud membantu manusia untuk memecahkan berbagai persoalan manusia dalam hidupnya. Ternyata pengetahuan dan teknologi terlepas dari akibat negatifnya yang dialami manusia. Sekurang-kurangnya hingga sekarang membantu mengurangi penderitaan manusia dan meningkatkan kesejahteraannya, melalui apa yang kita kenal sebagai proses modernisasi.[[9]]
Sifat dari filsafat ilmu pengetahuan adalah lebih sistematis dan reflektif sedangan pengetahuan sifatnya lebih spontan.[[10]]

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari uraian yang kami utarakan pada bahasan di halaman selanjutnya, dapat dikatakan bahwa obyek formal adalah obyek instrumentatif. Dengan Bahasa lain dapat dijelaskan bahwa ilmu filsafat merupakan cabang dan filsafat dan secara khusus menjelaskan tentang keilmuan manusia, atau dapat disingkat dengan objek substantive.
Filsafat adalah induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu terus mengembangakan dirinya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. Proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal. Filsafat berusaha menjawab tentang darimana asal mula dari sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang menjadi tujuan hidupnya. Dengan belajar manusia lebih menetahui hakikat dan apa yang harusnya dilakukan olehnya.

B.     SARAN
Dengan metode tertentu dari filsafat, ilmu yang diperoleh tidak akan berguna apabila tidak diturunkan kepada manusia lain. Sebagai mahasiswa yang berakhlak sebaiknya lebih menjaga hakikat sebagai manusia yang berguna.

DAFTAR PUSTAKA

Adib Muhammad, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 1.
Adib Muhammad, Filsafat ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 49.
Adib Muhammad, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 23.
A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengethuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2001, hlm. 23.
A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Kanisius, 2001, Hlm. 22.
A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Kanisius, 2001, Hlm. 25-27.
A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Kanisius, 2001, Hlm. 22.
Wisnu Wardhana, “Konsep Filsafat”, diakses dari http://wisnuwardhanapls.blogspot.co.id/2012/08/konsep-filsafat.html, pada tanggal 13 September 2016 pukul 10.00 WIB
Sabrina Fauza, “Pengertian Filsafat”, diakses dari https://sabrinafauza.wordpress.com/category/filsafat-ilmu/ tanggal 13 September pukul 10.30 WIB
Jessie Tahitona, “Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli”, diakses dari http://filsafatdankomunikasi.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html pada tanggal 13 September 2016 pukul 13.50 WIB






[[1]]  Adib Muhammad, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 1.
[[2]]  Wisnu Wardhana, “Konsep Filsafat”, diakses dari http://wisnuwardhanapls.blogspot.co.id/2012/08/konsep-filsafat.html, pada tanggal 13 September 2016 pukul 10.00 WIB
[[3]]Sabrina Fauza, “Pengertian Filsafat”, diakses dari https://sabrinafauza.wordpress.com/category/filsafat-ilmu/ tanggal 13 September pukul 10.30 WIB
[[4]]Jessie Tahitona, “Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli”, diakses dari http://filsafatdankomunikasi.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html pada tanggal 13 September 2016 pukul 13.50 WIB
[[5]]Adib Muhammad, Filsafat ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 49
[[6]]Adib Muhammad, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 23
[[7]] A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengethuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2001, hlm. 23.

[[8]] A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Kanisius, 2001, Hlm. 22.
[[9]] A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Kanisius, 2001, Hlm. 25-27.

[[10]] A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Kanisius, 2001, Hlm. 22.

No comments:

Post a Comment