BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis, dan
koheren tentang seluruh kenyataan. Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “cinta akan nikmat” atau “cinta akan pengetahuan”. Orang filsuf
adalah seorang pencinta, pencari (philos) hikmat atau pengetahuan (Sophia).
Kata Philosopos diciptakan untuk menekankan sesuatu. Awalnya bangsa Yunani dan
bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini dipengaruhi
oleh para dewa. Karenanya para dewa harus dihormati dan sekaligus ditakuti
kemudian disembah. Dengan filsafat, pola pikir yang selalu bergantung pada dewa
diubah menjadi pola pikir yang bergantung pada rasio. Kejadian alam, seperti
gerhana tidak lagi dianggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi
merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan, dan bumi berada
pada garis yang sejajar, sehingga bayangan-bayangan bulan menimpa sebagai
permukaan bumi.
Saat ini manusian sibuk dengan kehidupannya sendiri.
Banyak manusia tidak memikirkan manusia lain. Mereka memilih untuk menjadi
manusia individualism. Manusia pada zaman ini juga buta akan uang, lupa akan
etika yang baik dan benar. Mereka percaya bahwa permasalahn di dalam hidup
mereka dapat diselesaikan dengan usaha instan dan teknologi yang mereka miliki.
Mereka tidak menyadari kepentingan keberadaan filsafat.
Filsafat memiliki sejarah yang panjang. Filsafat
lebih tua daripada semua ilmu dan kebanyakan agama. walaupun demikian, filsafat
bagi banyak orang merupakan sesuatu yang kabur, sesuatu yang kelihatannya tidak
berguna, tanpa metode, tanpa kemajuan, dan penuh perselisian pendapat.
Banyak orang
yang tidak menyadari betapa pentingnya ilmu filsafat dalam kehidupan
sehari-hari. Yaitu kesulitan untuk
mencari ketenangan hidup. Jika mereka mengetahui juga belum tentu
menggunakannya karena mereka pasti malas dan takut atau tidak mengetahui
kebenarannya. Sebenarnya
solusi dari masalah kita, bisa dicari dan diselesaikan. Banyak solusi-solusi
begitu dekat dengan diri kita, tidak jauh dari kita. Orang-orang Barat itu bagaikan
orang yang sedang haus lalu minum dari kubangan penuh lumpur, yang letaknya di
tepi sungai yang airnya melimpah, segar, bersih, dan tenang. Entah orang itu
tidak menyadari keberadaan sungai itu, atau mereka tidak tahu bahwa mereka bisa
meminum air sungai itu. Lumpur itu melambangkan ‘solusi-solusi semu’
tersebut. Sungai melambangkan filsafat.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
penjelasan tersebut diatas kami merumuskan pokok persoalan yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana perbedaan antara filsafat,
ilmu pengetahuan, filsafat ilmu pengetahuan?
2. Bagaimana relevansi antara filsafat,
ilmu pengetahuan, filsafat ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana sifat-sifat ilmu
pengetahuan dan pengetahuan?
C.
Tujuan dan Manfaat
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk :
1.
Untuk
mengetahui perbedaan filsafat, ilmu pengetahuan, filsafat ilmu pengetahuan.
2.
Untuk
memahami filsafat, ilmu pengetahuan, filsafat ilmu pengetahuan.
3.
Mampu
menambah wawasan bagi kami dan pembaca makalah ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. FILSAFAT
I.
DEFINISI FILSAFAT
Filsafat merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang bersifat ekstensial artinya sangat erat hubungannya dengan
kehidupan kita sehari hari . Bahkan , dapat dikatakan filsafat lah yang menjadi
motor penggerak kehidupan kita sehari hari sebagai manusia pribadi maupun
sebagai manusia kolektif dalam bentuk suatu masyarakat atau bangsa.[[1]]
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun
istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang
terdiri atas duakata: philos (cinta) atau philia(persahabatan,
tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis,inteligensi). Jadi secara
etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan ataukebenaran. Plato menyebut
Socrates sebagai philosophos (filosof) dalam pengertian
pencinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan arabisasi yang berarti
pencarian yang dilakukan oleh para filosof. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan
hukumnya.[[2]]
Secara etmologi filsafat berarti
cinta akan kebenaran ; suatu dorongan terus menerus , suatu dambaan untuk
mencari dan mengejar kebenaran . Tetapi, dalam pengertian ini, yang pertama
tama mau diungkapkan adalah bahwa filsafat adalah sebuah upaya, sebuah proes,
sebuah pencarian sebuah quest, sebuah perburuan tanpa henti akan kebenaran.
Filsafat juga dapat diartikan adalah
upaya untuk memahami ide konsep, filsafat lalu dilihat pula sebagai “pemikiran
tentang pemikiran “ atau “berpikir
tentang berpikir”.
secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembanganmya ilmu semakin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. sementara ilmu terus mengembangkan diriya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian filsafat ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.[3]
secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembanganmya ilmu semakin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. sementara ilmu terus mengembangkan diriya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian filsafat ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.[3]
II. FILSAFAT MENURUT PARA AHLI
Kerana luasnya lingkungan pembahasan ilmu filsafat, maka tidak akan mustahil
kalau banyak di antara para filsafat memberikan definisinya secara berbeda-beda. Coba
perhatikan definisi-definisi ilmu filsafat dari filsuf Barat dan Timur di bawah ini:
- Plato (427 SM – 347 SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
- Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmua pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
- Marcus Tullius Cicero (106 SM – 43 SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
- Al-Farabi (meninggal 950 M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
- Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu: "apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika);"apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika); "sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi).
- Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
- Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.[4]
DEFINISI ILMU PENGETAHUAN
Istilah
ilmu atau science merupakan suatu kata yang sering diartikan dengan berbagai
makna, atau mengandung lebih dari satu arti. Science dalam arti sebagai natural
science, biasanya dimaksud dalam ungkapan “sains dan teknologi”. dalam
kamus istilah ilmiah dirumuskan pengertian science
and technology sebagai “The study of
the natural sciences and the application of the knowledge for practical
purpose”, yang artinya adalah penelaahan dari ilmu alam dan penerapan dari
pengetahuan ini untuk maksud praktis.[[5]]
Jadi
secara etimologis bahwa ilmu dan science adalah pengetahuan yang mempunyai ciri
ciri dan syarat syarat khusus.
Ilmu
pengetahuan dilihat sebagai upaya untuk menjelaskan hubungan antara berbagai
hal dan peristiwa dalam alam semesta ini secara sistematis dan rasional. Ilmu
pengetahuan bisa dikatakan sebagai pengetahuan metodis, sistematis dan koheren.
(bertalian) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan.
Perkembangan ilmu pengetahuan : pada hakikatnya merupakan segenap
apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu termasuk kedalamnya adalah
ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia
disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan
merupakan khazanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung
turut memperkaya kehidupan kita. Ilmu pengetahuan memiliki syarat-syarat yaitu
:
1. Objektif (dalam hal mengkaji sesuatu
objek yang dicari haruslah sesuai kebenaran yakni penyesuaian antara objek
dengan objektifnya).
2. Metodis (metode tertentu yang harus
dipakai dan biasanya merujuk kepada sebuah ilmiah).
3. Sistematis (merupakan rangkaian
sebab akibat dari syarat ilmu yang ketiga).
4. Universal (sebuah kebenaran yang
akan dicapai yakni yang tidak bersifat umum).[[6]]
3.FILSAFAT PENGETAHUAN
Pada umumnya pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide,
pemahaman, dan konsep yang dimiliki oleh manusia mengenai dunia dan segala
isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. sedangkan ilmu pengetahuan adalah
keseluruhan system pengetahuan lebih spontan sifatnya, sedangkan ilmu
pengetahuan lebih sistematis dan reflektif. Dengan demikian, pengetahuan jauh
lebih luas dibanding dengan ilmu pengetahuan karena dalam ilmu pengetahuan
mencakup segala sesuatu yang diketahui manusia tanpa perlu berarti telah
dibakukan secara sistematis. Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan, dan
pemahaman manusia tentang segala sesuatu
Dengan adanya perbedaan ini , telah menjelaskan bahwa tidak hanya ada filsafat ilmu pengetahuan, melainkan juga ada filsafat pengetahuan. Pada garis besarnya, filsafat pengetahuan sangat berkaitan dengan usaha mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan manusia pada umumnya, yang terutama sangat menyangkut dengan gejala pengetahuan dan sumber pengetahuan manusia.
Dengan adanya perbedaan ini , telah menjelaskan bahwa tidak hanya ada filsafat ilmu pengetahuan, melainkan juga ada filsafat pengetahuan. Pada garis besarnya, filsafat pengetahuan sangat berkaitan dengan usaha mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan manusia pada umumnya, yang terutama sangat menyangkut dengan gejala pengetahuan dan sumber pengetahuan manusia.
Filsafat pengetahuan atau lebih
sering disebut epistemology ini terlihat kabur dengan filsafat ilmu, pengertian
ilmu pengetahuan mungkin telah dijelaskan diatas. Namun, beralih pada
pengetahuan susah untuk didefinisikan. Filsafat pengetahuan atau epistemology
adalah salah satu dari bagian filsafat yang terdapat pada filsafat selain
ontology dan aksiologi. Namun sebenarnya, epistemology sendiri muncul baru-baru
ini. Meskipun sebenarnya persoalan muncul sudah sejak lama. Epistermology
merupakan suatu awal mula perjalanan dari sebuah perjalanan petualangan ke
filsafatan karena memberikan berbagai petunjuk untuk kita bisa masuk kedunia
filsafat. Filsafata pengetahuan akan membahas mengenai apa sebenarnya pengetahuan
itu? Lalu dengan apakah kita akan memiliki atau mendapatkan pengetahuan.[[7]]
Epistemologi atau filsafat pengetahuan adalah
cabang filsafat yang mempelajari dan mencoba memecahkan suatu dasar dari
pengetahuan pengetahuan pengandai – andaian serta pertanggung jawaban atas
pernyataan tentang pengetahuan yang dimiliki. Apa yang diketahui oleh
seseorang, berarti penting adalah tergantung atas pengalaman pribadi sendiri,
ia mengetahui apa yang ia lihat, yang ia dengar, apa yang telah dibaca, dana pa
yang telah diberitahukan oyrang lain kepadanya telah dapat disimpulkan. Dalam
bidang pengetahuan terdapat 3 persoalan pokok yaitu :
1. Apakah sumber – sumber pengetahuan
itu? Darimanakah pengetahuan yang benar itu dating dan bagaimana kita
mengetahui? Ini adalah persoalan tentang “asal” pengetahuan.
2. Apakah watak pengetahuan itu? Apakah
ada dunia yang benar – benar diluar fikiran kita? Ini adalah persoalan tentang
apa yang kelihatan segi reality.
3. Apakah pengetahuan kita itu benar?
Bagaimana kita dapat membedkan yang benar dan yang salah? Ini tentang mengkaji
kebenaran.
Epistemology tidak hanya berurusan dengan
pertimbangan atau pernyataan, tetapi epistemology
juga berurusan dengan pertanyaan tentang dasar dari pertimbangan tersebut.
Nilai kebenaran pertimbangan harus diputuskan berdasarkan evidensi (nyata atau jelas). Pada kehidupannya manusia selalu
melihat masalah – masalah yang timbul, lalu menuturkan masalah itu dan
mengamatinya denagn cermat, setelahnya mereka akan menghubung – hubungkan hasil
pengamatannya itu. Contonya : Izaac
Newton pada suara hari beliau duduk dibelakang rumahnya dan ketika itu
beliau telah melihat sebuah apel yang terjatuh dari pohon. Beliau heran melihat
mengapa apel itu bisa jatuh dari pohonnya dan tidak melayang diangkasa. Hal
inilah yang mendorong untuk meneliti secara terus menerus hingga ditemukannya the low of gravitation dengan daya tarik
bumi, maka benda yang memiliki bobot akan jatuh ke bumi.
3. FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Filsafat
pengetahuan adalah cabang filsafat yang mempersoalkan dan mengkaji segala
persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Jadi yang dipersoalkan,
misalnya, apa itu kebenaran? Apa metode ilmu pengetahuan? Manakah metode yang
bisa digunakan? Apa kelemahan metode yang ada? Apakah itu teori? Apakah itu
hipotesis?
Berhubungan dengan persoalan diatas,
ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai usaha untuk menjelaskan hubungan antara
bebagai hal dan peristiwa dalam alam semesta. Ini secara sistematis dan rasional
atau masuk akal. Berdasarkan uraian diatas , yang pertama pertama menjadi focus
filsafat ilmu pengetahuan dalam seluruh pembicaraan kita disini adalah masalah
metode ilomu pengetahuan. pembicaraan tentang metode ilmu pengetahuan akan
sangat bermanfaat untuk mengerti bahwa ilmu pengetahuan tidak lebih dari salah
satu cara untuk mengerti bagaimana budi kita bekerja. Ilmu pengetahuan
merupakan karya budi yang logis dan imajinatif, tanpa imajinasi dan logika dari
seorang kopernikus, suatu gagsan besar tentang heliosentrisme tidak akan muncul
. Begitu juga halnya jika kita berbicara tentang ilmuwan ilmuwan lain. Metode
metode ilmu pengetahuan adalah metode metode yang logis karena ilmu pengetahuan
mempraktekan logika. namun selain logika temuan temuan dalam ilmu pengetahuan
dimungkinkan oleh akal budi manusia yang terbuka pada realitas. Keterbukaan
budi manusia pada realita itu disebut imajinasi. maka logika dalam imajinasi
merupakan dua dimensi penting dari seluruh cara kerja ilmu pengetahuan.
Tugas
filsafat ilmu pengetahuan adalah membuka pikiran kita untuk mempelajari dengan
serius proses logis dan imajinatif dalam cara kerja ilmu pengetahuan. tak
pernah kada kata imajinatif tanpa logika dalam ilmu pengetahuan. Keduanya akan
berjalan bersamaan. Namun pendeketan pertama tidak lah cukup. Ilmu pengetahuan
telah berkembang sebagai bagian dari hidup kita sebagai manusia dalam masyarkat.
Dengan alasan itu, filsafat ilmu pengetahuan perlu mengarahkan diri selain pada
pembicaraan tentang masalah.
Metode
ilmu pengetahuan juga harus berbicara tentang hubungan antara ilmu pengetahuan
dan masyarakat.
Implikasi social dan etis dari ilmu
pengetahuan akan dibicarakan dalam konteks ini .Topik yang dibacarakan disini
antara lain adalah :
1.
Hubungan
antara ilmu pengetahuan dengan life world.
2. Antara ilmu pengetahuan dan politik
3. Bagaimana harus membangun ilmu pengetahuan
dalam masyarkat dan masalah moral berupa apakah ilmu pengetahuan bebas nilai
atau tidak.[[8]]
Manfaat belajar filsafat ilmu
pengetahuan
berdasarkan
uraian yang hingga sekarang masih sangat umum tentang filsafat pengetahuan dan
filsafat ilmu pengetahuan, kita dapat merumuskan beberapa manfaatnya:
1. Sebagai mata kuliah filsafat, kuliah
ini bersama kuliah filsafat lainnya, membantu mahasiswa untuk semakin kritis
dalam sikap ilmiahnya. Ini lebih lagi berlaku dalam kaitan dengan filsafat
pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan. Mahasiswa disini dituntut untuk
tetap kritis terhadap berbagai macam teori dan pengetahuan ilmiah yang
diperolehnya baik diruang kuliah maupun dari berbagai sumber yang dapat
diperolehnya. Ini sangat penting karena seorang mahasiswa dicirikan terutama
oleh sikap kritisnya, sikap tidak mudah percaya, sikap tidak mau menerima
begitu saja berbagai teori, pendapat, pandangan dari mana saja, termasuk
pandangan dan pendapatnya sendiri. Sikap ini harus dikembangkan terus menjadi
sebuah cara hidup. Maka denan kuliah ini mahasiswa diajak untuk kembali menjadi
filsuf, yaitu orang yang selalu meragukan dan mempertanyakan apa saja.
2. Secara khusus kuliah ini berguna
bagi calon ilmuwan dengan memperkenalkan mereka dengan metode ilmu pengetahuan
yang kiranya sangat berguna bagi mereka dalam mencari ilmu pengetahuan,
khususnya dalam melakukan penelitian ilmiah.
Lebh
praktis sifatnya, yaitu untuk membantu ke mahasiswa tersebut kelak dikemudian hari.
Manfaat ini sangat luas penerapannya dengan mempelajari filsafat pengetahuan
dan ilmu pengetahuan khususnya.
1. secara kerjailmu pengetahuan
seseorang akan memperoleh manfaat yang besar sekali bagi kerjanya dikemudian
hari. Sebagai contoh polisi, ahli hokum, wartawan, teknisi, ataupun manajer.
Sesungguhnya inilah yang dipelajari dalam kaitan dengan filsafat ilmu
pengetahuan yang terutama dipelajari dalam masing-masing ilmu untuk memecahkan
persoalan dari sudut ilmu masing-masing. Sedangkan filsafat ilmu pengetahuan
lebih melatih mahasiswa untuk mampu melihat masalah, mampu melihat sebabnya,
apa akibatnya, dan apa solusinya.
2. Salah satu aspek penting yang akan
kita lihat dalam kuliah ini adalah bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya bersifat
puritan elitis, melainkan juga prakmatis dalam pengertian, ilmu pengetahuan
tidak hanya berhenti sekedar memuaskan rasa ingin tahu manusia melainkan juga
bermaksud membantu manusia untuk memecahkan berbagai persoalan manusia dalam
hidupnya. Ternyata pengetahuan dan teknologi terlepas dari akibat negatifnya
yang dialami manusia. Sekurang-kurangnya hingga sekarang membantu mengurangi
penderitaan manusia dan meningkatkan kesejahteraannya, melalui apa yang kita
kenal sebagai proses modernisasi.[[9]]
Sifat dari filsafat ilmu pengetahuan
adalah lebih sistematis dan reflektif sedangan pengetahuan sifatnya lebih
spontan.[[10]]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uraian yang kami utarakan pada
bahasan di halaman selanjutnya, dapat dikatakan bahwa obyek formal adalah obyek
instrumentatif. Dengan Bahasa lain dapat dijelaskan bahwa ilmu filsafat
merupakan cabang dan filsafat dan secara khusus menjelaskan tentang keilmuan
manusia, atau dapat disingkat dengan objek substantive.
Filsafat adalah induk ilmu, dalam
perkembangannya ilmu makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya
masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi
tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial
dan radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu terus mengembangakan dirinya
dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. Proses
atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu,
oleh karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang
pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada
filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam
secara dangkal. Filsafat
berusaha menjawab tentang darimana asal mula dari sifat dasar alam semesta
tempat manusia hidup serta apa yang menjadi tujuan hidupnya. Dengan belajar
manusia lebih menetahui hakikat dan apa yang harusnya dilakukan olehnya.
B. SARAN
Dengan metode tertentu dari
filsafat, ilmu yang diperoleh tidak akan berguna apabila tidak diturunkan
kepada manusia lain. Sebagai mahasiswa yang berakhlak sebaiknya lebih menjaga
hakikat sebagai manusia yang berguna.
DAFTAR
PUSTAKA
Adib Muhammad, Filsafat Ilmu, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 1.
Adib Muhammad, Filsafat ilmu, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 49.
Adib Muhammad, Filsafat Ilmu, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 23.
A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu
Pengethuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2001, hlm.
23.
A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu
Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Kanisius, 2001, Hlm. 22.
A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu
Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Kanisius, 2001, Hlm. 25-27.
A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu
Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Kanisius, 2001, Hlm. 22.
Wisnu Wardhana, “Konsep Filsafat”,
diakses dari http://wisnuwardhanapls.blogspot.co.id/2012/08/konsep-filsafat.html,
pada tanggal 13 September 2016 pukul 10.00 WIB
Sabrina Fauza, “Pengertian Filsafat”,
diakses dari https://sabrinafauza.wordpress.com/category/filsafat-ilmu/
tanggal 13 September pukul 10.30 WIB
Jessie Tahitona, “Pengertian Filsafat
Menurut Para Ahli”, diakses dari http://filsafatdankomunikasi.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html
pada tanggal 13 September 2016 pukul 13.50 WIB
[[2]] Wisnu
Wardhana, “Konsep Filsafat”, diakses
dari http://wisnuwardhanapls.blogspot.co.id/2012/08/konsep-filsafat.html, pada tanggal 13 September 2016
pukul 10.00 WIB
[[3]]Sabrina Fauza, “Pengertian Filsafat”, diakses dari https://sabrinafauza.wordpress.com/category/filsafat-ilmu/ tanggal 13 September pukul 10.30
WIB
[[4]]Jessie Tahitona, “Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli”,
diakses dari http://filsafatdankomunikasi.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html pada tanggal 13 September 2016
pukul 13.50 WIB
[[7]]
A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu
Pengethuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2001,
hlm. 23.